Cari Blog Ini

Senin, 02 Mei 2011

kebohongan publik


Cerita ini adalah sebuah cerita serius tetapi tidak se-serius judulnya, (tapi true story loh),,. Lucu tetapi cukup menyakitkan hati saya, karena kesimpulan dari cerita ini adalah saya di anggap takut entok sama teman-teman kaka’en saya (entok adalah hewan unggas sejenis bebek yang lehernya lebih pendek dari pada bebek), loh koq begitu??, hmm, begini ceritanya,,,
Peristiwa ini terjadi di sebuah kelurahan dimana kami melaksanakan kuliah kerja nyata alias KKN. Kebohongan ini bermula ketika suatu kali disore hari saya hendak menyetor ke bank tinja alias wese, bangunan 1x1 meter ini memang terletak terpisah dari rumah yang berjarak sekitar 25 meter dari dapur. Dengan penuh semangat untuk mencurahkan hasrat ingin b***k saya pun menyusuri jalan setapak menuju ke wese dengan membawa se-ember air, namun ditengah perjalanan dari sumur menuju wese saya di cegat oleh segerombolan entok dan sayapun berbalik arah dan tidak jadi ke wese, ternyata peristiwa itu disaksikan dari kejauhan oleh teman-teman saya yang berada di lapangan badminton yang terletak disebelah rumah yang disebelah rumah kami, (ribet ya??, he he, maksudnya disebelah rumah kami tu ada rumah dan disebelah rumah itulah lapangan badminton itu).
Nah, disinilah letak kontroversi itu, mereka sangka saya takut sama segerombolan entok itu sehingga saya tidak jadi ke wese, padahal yang sebenarnya saya tidak jadi ke wese karena masih ada orang di wese itu. Beberapa saat setelah itu merekapun mengejek saya takut sama entok, saya berusaha keras membela diri menjelaskan yang sebenarnya terutama sama salah seorang rekan saya di KKN itu yang tidak saya sebutkan namanya yang terlanjur menganggap saya takut sama entok. Inilah salah satu kebohonga publik yang menimpa diri saya, yaitu anjur erik hermade saragih takut sama entok, padahal saya kan cowo macho yang pemberani ( he he, boleh protes koq). Demikianlah hingga saat ini anggapan itu masih tetap oleh teman-teman KKN saya, mudah-mudahan saya diberi kesempatan untuk membuktikan didepan teman-teman KKN saya itu kalau saya tidak takut entok. Semoga aja.

lalu

Lalu aq trjaga kmbali,
oleh pagi yg mngusik tdurq,
dg hati smurni embun,
aq brdoa untk dia yg ku rindukan,
smoga mata dan hatinya di suguhi warna indah dan damai,
aq pun brnjk mngisi ruang hari yg di buru wkt,
lalu q britahukan cnt q pd dia kpd mntari, kpd angin, kpd dinding, kpd burung2,kpd batu, dan kpd......
Smoga mrk mngingtknku siang nnti, bhkn sore nnti, bhw aq pnya se2org yg aq cnta,.

belajarlah

Bljr bahwa hidup adlh bljr,
bljr menrima diri
bljr menrima org lain
bljr mmahami utk syp aq hidup
bljr bhw keindahan esok dpt di bngun hari ini
bljr bhw esok tk kan prnh kmbali
belajarlah,,

mencintailah

Cintaialah dia karena dia memiliki syarat yang tidak bisa pergi atau di ambil dari dia, karena jika kau mencintai dia karena syarat yang bisa di pergi atau di ambil dari dia, maka suatu saat ketika syarat itu pergi atau di ambil dari dia, maka kau akan segera berhenti mencintainya.
teman-teman, ini adalah posting-an pertama saya, jadi belum cukup menariklah, he he

aku diam dan membiarkan waktu menjauhiku,,
mencoba berbalik dari apa yang aku hadapi,,
Di antara pikiranku yang beradu dengan perasaanku,,
Walau hatiku sudah membisikannya kepadaku,,
Tentang sesuatu yang benar yang harus aku lakukan,,

Aku masih memikirkan waktu yang melaluiku,,
Berharap ada sedikit rentang waktu yang kembali,,
Walau masih akan ada nanti yang akan menghampiriku,,
Yang mungkin tidak juga aku hiraukan,,

Aku masih merasa nyaman dengan keheningan ini,,
Karena memang kelihatannya aku masih baik baik saja,,
Sembari menindihkan harapan baruku,,
Di atas harapan harapan yang sesungguhnya sudah sesak,,
Di ruang khayalan otakku,,

Aku mencoba menyadari setiap kedipan mataku,,
Setiap hela nafasku dan setiap detak jantungku,,
Hingga seakan membutuhkan waktu yang sangat lama,,
Untuk menutup mataku dengan kelopak mataku,,
Untuk menghirup udara mengisi paru paruku,,
Dan untuk mendengar satu detakkan jantungku,,

Mungkin tanpa aku harapkan,,
Matahari akan terbit esok hari,,
Menyediakan waktu dan waktu, untuk aku lalui,,
Sampai penyesalan akan datang menyalahkanku,,
Hingga aku jauh dan sangat jauh tersudut,,

Sampai akhirnya aku beranjak dari diamku,,
Aku belum menemukan apa,,
Yang membuat aku harus melakukan bisikan hatiku itu,,
Mungkin nanti,,setelah ini,,
Dan setelah itu,,,,